Udin
menggigil di sudut gua yang gelap, entah karena dingin atau karena takut. Ini
malam ke-40 ia bertapa dalam gua di pantai Laut Selatan itu. Sudah 40 hari
tidak makan selain bangkai dan kotoran kelelawar yang jatuh, serta menjilati
rembesan air di dinding gua.
Menurut
buku primbon, yang didapatkannya dari seorang gelandangan misterius di Stasiun
Tugu, pada malam ke-40 akan datang Bethoro Kolo padanya. Bila Bethoro Kolo
berkenan, ia akan dianugerahi kesaktian. Dengan kesaktian itu Udin berharap
nasibnya akan berubah. Ia sudah bosan dilecehkan orang, terutama perempuan,
karena kemiskinan dan buruk rupanya. Tapi bila sebaliknya Bethoro Kolo tidak
suka, justru Udin akan dijadikan santapannya.
Bau
busuk yang menyengat tiba-tiba menyeruak, seperti bau bangkai, diiringi
lolongan serigala. Menurut primbon, itu tandanya Bethoro Kolo datang! Udin
makin menggigil. Mulutnya terus merapal mantra-mantra pujian pada Bethoro Kolo.
Bumi bergetar, dihentakkan oleh langkah-langkah raksasa yang makin dekat.
Byarr!
Gua yang gelap itu menjadi terang oleh kobaran api. Udin menggeliat kepanasan.
Sesaat matanya terbutakan oleh terang yang tiba-tiba. Kemudian terlihat olehnya...
makhluk tinggi-besar yang membara dalam kobaran api. Mukanya seram, bertanduk dan
bertaring panjang. Mulutnya berlumuran darah. Di pinggangnya tergantung empat
potongan kepala manusia yang sudah remuk, meneteskan darah dan gumpalan otak.
Tangan kanannya memegang kapak berlumur darah, dan tangan kirinya memegang
potongan paha manusia yang sesekali dikunyah-kunyahnya.
Udin
gemetar. Celananya basah seketika.
"Kau
yang kelima?” Makhluk itu membentak. “Jawab dengan benar!"
Udin
mengangguk, ngeri.
"Kenapa
Iblis diusir dari surga?"
Udin
bernapas lega. Itu pertanyaan gampang, pikirnya. Anak SD juga bisa.
"Karena
dia mendurhakai perintah Tuhan...," jawab Udin yakin.
"Salah!!"
Sergah Bethoro Kolo. "Tuhan tidak adil! Iblis satu-satunya makhluk yang
berani menentang-Nya. Iblis tidak butuh surga dan tidak takut neraka, selama
jiwanya tetap merdeka. Manusia pengecut, akulah Iblis! Kau tidak layak jadi
pengikutku!"
Bethoro
Kolo mengayunkan kapaknya. Udin menjerit....
Ditulis oleh Rahadi W. untuk KISAH FIKSI KEHIDUPAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar