6.1.13

Ayunan Kapak Iblis




      Udin menggigil di sudut gua yang gelap, entah karena dingin atau karena takut. Ini malam ke-40 ia bertapa dalam gua di pantai Laut Selatan itu. Sudah 40 hari tidak makan selain bangkai dan kotoran kelelawar yang jatuh, serta menjilati rembesan air di dinding gua.
Menurut buku primbon, yang didapatkannya dari seorang gelandangan misterius di Stasiun Tugu, pada malam ke-40 akan datang Bethoro Kolo padanya. Bila Bethoro Kolo berkenan, ia akan dianugerahi kesaktian. Dengan kesaktian itu Udin berharap nasibnya akan berubah. Ia sudah bosan dilecehkan orang, terutama perempuan, karena kemiskinan dan buruk rupanya. Tapi bila sebaliknya Bethoro Kolo tidak suka, justru Udin akan dijadikan santapannya.
Bau busuk yang menyengat tiba-tiba menyeruak, seperti bau bangkai, diiringi lolongan serigala. Menurut primbon, itu tandanya Bethoro Kolo datang! Udin makin menggigil. Mulutnya terus merapal mantra-mantra pujian pada Bethoro Kolo. Bumi bergetar, dihentakkan oleh langkah-langkah raksasa yang makin dekat.
Byarr! Gua yang gelap itu menjadi terang oleh kobaran api. Udin menggeliat kepanasan. Sesaat matanya terbutakan oleh terang yang tiba-tiba. Kemudian terlihat olehnya... makhluk tinggi-besar yang membara dalam kobaran api. Mukanya seram, bertanduk dan bertaring panjang. Mulutnya berlumuran darah. Di pinggangnya tergantung empat potongan kepala manusia yang sudah remuk, meneteskan darah dan gumpalan otak. Tangan kanannya memegang kapak berlumur darah, dan tangan kirinya memegang potongan paha manusia yang sesekali dikunyah-kunyahnya.
 
Udin gemetar. Celananya basah seketika.
"Kau yang kelima?” Makhluk itu membentak. “Jawab dengan benar!"
Udin mengangguk, ngeri.
"Kenapa Iblis diusir dari surga?"
Udin bernapas lega. Itu pertanyaan gampang, pikirnya. Anak SD juga bisa.
"Karena dia mendurhakai perintah Tuhan...," jawab Udin yakin.
"Salah!!" Sergah Bethoro Kolo. "Tuhan tidak adil! Iblis satu-satunya makhluk yang berani menentang-Nya. Iblis tidak butuh surga dan tidak takut neraka, selama jiwanya tetap merdeka. Manusia pengecut, akulah Iblis! Kau tidak layak jadi pengikutku!"
Bethoro Kolo mengayunkan kapaknya. Udin menjerit.... 

Ditulis oleh Rahadi W. untuk KISAH FIKSI KEHIDUPAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar